Rabu, 30 Mei 2012

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan



Negara Indonesia telah berkomitmen untuk memasuki dan mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Sejak tahun 90-an telah dilakukan berbagai macam ujii coba pendidikan berbasis TIK terutama pada jenjang pendidikan tinggi (dikti) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Targetnya adalah menjangkau seluruh jenjang dan jalur pendidikan.

"Tahun ini kita sudah memberikan akses ke lebih dari sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK, bahkan SD dan SMP pun sudah mulai online. Semua perguruan tinggi negeri sekarang sudah online dengan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) dan lebih 100 perguruan tinggi swasta sudah online," kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo usai membuka Simposium Internasional Open, Distance, and E-Learning 2007 di Discovery Kartika Plaza, Kuta, Denpasar, Bali, Rabu (14/11).

Bambang menyampaikan, kebijakan pemanfaatan TIK untuk pendidikan ini adalah terobosan yang dilakukan secara masal. Saat ini, kata Bambang, sebanyak 70 persen SMK sudah memiliki laboratorium komputer, sedangkan SMA sebanyak 30 persen dan SMP 20 persen. "Pada tahun 2008 pengadaan komputer di sekolah-sekolah akan dilakukan secara besar-besaran, " katanya.

Menurut Bambang, strategi pemanfaatan TIK dimulai dari jenjang pendidikan yang paling siap. Perguruan tinggi, kata dia, telah memulai terlebih dahulu, kemudian pemberian akses dimulai dari jenjang SMA, SMK, dan SMP. "Biasanya daerah perkotaan lebih siap untuk memulai, kemudian kita rembetkan ke daerah pedesaan."

Lebih lanjut Bambang mengatakan, program TIK tidak hanya dibatasi pada pendidikan formal, bahkan sekarang pun pada pendidikan nonformal sudah terdapat program TIK. Saat ini, kata dia, telah diselenggarakan program kursus komputer yang pada akhir program memberikan sertifikasi bertaraf internasional. "Sertifikasi itu namanya International Computer Driving License (ICDL). Ini mulai dikembangkan pada pendidikan nonformal," ujarnya.

Penerapan TIK, kata Bambang, sejak tahun 2005 juga mengembangkan pendidikan menggunakan sarana televisi terutama untuk jenjang SMP. "Semua SMP sekarang sudah menjadi bagian dari TV Education (TVE). Suatu saat nanti antara pendidikan berbasis televisi dan TIK dapat diintergrasikan, sehingga komunikasi lebih sempurna lagi," katanya.

Teknologi & Pendidikan
Jaringan Pendidikan Network mulai berjalan pada tahun 1998 waktu saya bekerja di Depdiknas (Kemendiknas). Dari tahun 1998 sampai tahun 2000 saya menulis beberapa artikel mengenai komputer dan Internet yang berdasar implementasi sesuai dengan Manajemen Berbasis-Sekolah (MBS). 

Tetapi, kira-kira tahun 2000-2001 industri TIK yang sedang berjuang di pasar TIK yang sedang sulit di Indonedia mulai sadar mengenai
 Peluang Bisnis TIK di Sektor Pendidikan (pasar besar - sekarang lebih dari 50 juta murid). Sejak waktu itu kami sudah berjuang untuk mengatasi Banyak Retorika yang muncul mengenai peran TIK dalam pendidikan, maupun isu-isu terkait Mutu Pendidikan dan Teknologi. Itu sebabnya akhirnya kami merasa membutuh situs 
Ilmu Teknologi Pendidikan. Di situs ini kami berfokus kepada isu-isu yang berbasis-keadaan di Indonesia, yang sangat mempengaruhi manfaatnya teknologi canggih di Indonesia.


"Ayo, Mengarah Ke Mutu Pembelajaran Yang Standar Dunia"
(Teknologi Tepat Guna Adalah Solusinya, Bukan Pembelajaran Berbasis-ICT)
Kalau menggunkan "Ilmu Teknologi Tepat Guna" (Ilmu Teknologi Pendidikan) komputer jarang dipakai di kelas, dan tidak perlu, sebetulnya (Jarang Tepat Guna).

"Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah ada di semua sekolah di Indonesia "Sekarang", dan guru-guru hanya perlu belajar caranya menggunakan TTG secara efektif, dan bersama PAKEM kita dapat mencapaikan Pendidikan Standar Dunia. Maupun Menggunakan Strategi/Metodologi TTG (Yang Berbasis-Pedagogi) Adalah Cara Terbaik Untuk Mengintegrasikan Semua Macam Teknologi Dalam Pendidikan.

Pembelajaran Berbasis-ICT Di Kelas Dapat Sangat Mengancam Perkembangan SDM (Maupun Perkembangan Guru) Yang Kreatif Di Indonesia. 
Informasi lanjut...
Saya sangat setuju, tetapi masalahnya adalah kita tidak ikut "perkembangan dunia" dan itu sebabnya kita tetap tidak maju. Anak-anak kita mempunyai kemampuan besar, dan saya ingin melihat mereka mengambil tempat di dunia ini yang sesuai, bukan menjadi TKI yang tenaga buruh terus. Tetapi kita harus fokus kepada strategi-strategi "perkembangan dunia" yang benar dapat dilaksanakan dan mengembangkan kemampuannya - yang sudah terbukti!
"PADANG--MI: Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. DR. Nurtain mengatakan kini banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi internet untuk hal-hal positif namun lebih cenderung hanya untuk menghabiskan waktu dan hal yang tidak bermanfaat."

Prof. DR. Nurtain - Salut
Semoga kita dapat mulai menggunakan anggaran pendidikan kita untuk hal yang penting, seperti melatih guru-guru di lapangan mengenai caranya menggunakan "
Teknologi Yang Tepat Guna"
Semoga Sukses! 
Kelihatannya kita sudah mulai sadar!
Internet Masuk Sekolah - Mengapa?
Dengan rasio: "Sekarang Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa" dan "dari jumlah total yang mencapai 200.000 sekolah, sekitar 182.500 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA se-Indonesia belum terakses internet", pembelajaran oleh komputer & e-Learning jelas bukan solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah jaman kini, kan?

Yang penting dulu 
pemerintah fokus kepada target rasio komputer / siswa menjadi 1:20 pada tahun 2015 itu supaya kita dapat melaksanakan program pembelajaran "mengenai TIK" di semua sekolah yang sangat-sangat penting. Yang penting untuk semua pendidik sekarang: "Apakah Kebijakan TIK (ICT) di Sekolah Mengancam?"
"KAYUAGUNG, KOMPAS.com — Para siswa SD hingga SMA sederajat di Kayuagung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditengarai sudah kecanduan permainan di internet (game online) sehingga cenderung malas belajar."

"Redi (11), pelajar di salah satu SD negeri di Kayuagung, mengaku sengaja menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 3.000 per hari untuk bermain game online di warnet selama satu jam penuh karena sehari saja tidak ke warnet ia mengaku pusing."

"Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut."

"Sejak empat bulan terakhir saya tidak pernah lagi jajan di sekolah karena uang yang diberikan orangtua disimpan untuk membayar sewa warnet selama satu jam supaya bisa main game online, kata Redi."

"Firman (42), salah seorang pemilik warnet di Kayuagung, membenarkan perihal banyaknya pelajar di daerah itu yang saat ini sedang kecanduan game online, Facebook, dan Friendster di dunia maya." 
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.
SURABAYA, KOMPAS.com — Sedikitnya 600 juta situs seks dan pornografi saat ini mengintai pelajar pengguna internet. Karena itu, harus ada kontrol penggunaan internet.
"Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi minta para orang tua untuk mengurangi kebiasaan anak menonton televisi, mengakses internet dan menggunakan telepon seluler." (Saturday, February 21, 2009)
Kami di E-Pendidikan.Com terus ditanya "Apakah ada informasi baru di bidang teknologi & pendidikan?" Ya: 
Teknologi Sekarang Membuat Beberapa Ancaman Baru Terhadap "Anak-Anak Bangsa Yang Cerdas".
  • Banyak sekali siswa-siswi sudah biasa membuang terlalu banyak waktu main games, misalnya Play Station dan Games Online. Waktu ini sebaiknya digunakan untuk menambah kemampuan mengulang pelajaran dari sekolah. Sebagai siswa-siswi atau orang tua yang bertanggungjawab kita perlu sangat membatasi atau memonitor waktu anak-anak kita main games atau akses Internet.

    Ingat bahwa main games hanya dapat menyiapkan anak-anak kita untuk jurusan pengangguran!
  • Terlalu banyak siswa-siswi juga sudah mulai menghabiskan banyak waktu di Internet di situs-situs hiburan (atau cari jodoh) seperti Facebook, Yahoo Messenger dan Friendster di mana mereka hanya menghabiskan waktu, yang sangat tidak produktif, dan perlu dibatasi.Kalau kita rajin keliling warnet setelah jam sekolah kita dapat melihat bahwa kebanyakan siswa-siswi sedang sibuk dengan chatting dan e-mail (pergaulan).

    Ini juga baik untuk mereka yang hanya berharap ikut pengangguran!
  • Lebih dari 90% bahan dan informasi yang bermutu, yang dapat meluaskan dan membuka pikiran dan kreativitas anak kita di Internet dalam bahasa Inggris (the international language). Internet sebagai sumber informasi saja sangat terbatas untuk anak-anak kita karena bahan dan informasi bermutu dalam bahasa Indonesia adalah sangat sedikit. Sebetulnya ada banyak isu yang jauh lebih penting. Misalnya!

    Lebih baik mereka menggunakan waktunya untuk belajar bahasa Inggris supaya mereka dapat berpartisipasi di dunia global, kan? Maupun membuka pintu kerja di seluruh dunia.
Informasi dan bahan pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi mereka akan menerima di sekolah oleh guru. Kadang-kadang gurunya akan menambah kegiatan seperti penelitian di mana siswa-siswi diberi tugas mencari informasi dari Internet. Ini kegiatan yang baik dan adalah fokusKegiatan begini sebaiknya dilaksanakan di luar jam sekolah supaya tidak makan waktu di sekolah yang masih sangat kurang.
Do we need education technology to achieve quality teaching/learning?
Teknologi pendidikan yang sampai sekarang ini masih sangat dapat membantu guru dan siswa-siswi di lapangan adalah apa? 
  • Biasanya teknologi yang paling efektif adalah yang paling sederhana, yang mengajak siswa-siswi aktif dalam proses pembelajaranMisalnya
  • Semua siswa-siswi perlu belajar keterampilan komputer dan TIK karena keterampilan komputer dan TIK sering sekali adalah kebutuhan utama di lapangan kerja. Tetapi teknologi cangih sebagai media untuk menyampaikan pendidikan kita tidak perlu!
"I can answer "No" without any hesitation to your basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta
.
He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University
Jangan menunggu sampai kita akan menghadapi Ujian Negara (UN) lagi. Yang paling penting sekarang adalah pembelajaran dari sekolah mereka. Mohon jangan sampai main game komputer, chatting, Friendster, Facebook, dll dapat memakan waktu mereka sampai anak-anak kita dirugikan oleh teknologi! 
Tata letak Tidak BagusTanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa-siswi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang sangat cepat perubahannya. Salah satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. 

Kemampuan berbicara dalam bahasa asing, kemahiran komputer dan Internet, dan kemampuan menggunakan program-program seperti Microsoft merupakan tiga kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia
 (dan di seluruh dunia). 


Kelas Pelajaran ITMengingat hanya sekitar 30% dari lulusan SMA di seluruh wilayah Nusantara ini yang melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi formal, dan dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia, maka dibutuhkan suatu tanggung jawab yang besar terhadap system pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemahiran komputer bagi para siswa kita. Pembelajaran teknologi adalah sangat penting dan semua sekolah adalah wajib untuk mengajar Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Kami sangat mendukung perkembangan teknologi di bidang pendidikan, tetapi kami wajib untuk menjaga supaya teknologi dan aplikasinya adalah sesuai dengan kebutuhan. 

Misalnya, Meningkatkan Peran dan Mutu Perpustakaan Sekolah.
Kita perlu manajemen di sekolah yang baik supaya kita dapat menggunakan teknologi sebaik mungkin, misalnya laptop di sekolah.

Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah hal-hal (misalnya manajemen) sudah diatasi. 

Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan
 (master plan) terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diankat sebagai solusi umum. 

Padahal ada isu-isu yang penting dan perlu dihadapi duluan misalnya: "
Sekolah tak Bisa Tangkal Situs Porno" yang akan perlu SDM di tingkat sekolah yang sangat bermutu dan rajin. 

Memang kita wajib untuk mencari solusi yang kreatif, tetapi kita juga wajib untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada di dunia supaya kita tidak hanya mengulangkan kegagalan negara lain.
 
Kita Sangat Perlu Penelitian

WarnetApakah, karena makin banyak siswa-siswi sekarang main Internet di warnet daripada menggunakan waktunya di rumah untuk mengulang pelajaran dari sekolah dan mengerjakan PRnya ini sebagai salah satu sebabnya hasil dari Ujian Nasional (UN) kelihatannya menjadi lebih buruk?
Kita perlu tahu!

Teknologi pendidikan, misalnya; Whiteboard-Elektronik, OHP, Video, Televisi, e-Learning, Internet, dll, selalu mutu akhirnya 100% tergantung mutu content dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalau teknologi berhasil atau gagal tergantung content dan proses pengajaran, bukan teknologinya. 

Kelihatannya teknologi seperti laptop murah belum dapat diimpor sesuai dengan harga yang disebutkan, misalnya:
 

One Laptop Per Child
E-Pendidikan Mendukung Program "One Laptop Per Child"
http://e-pendidikan.com/laptopchilds.jpg
"Laptop ini dirancang untuk dipakai di negara berkembang (dengan harga $100 sekarang masih $188) . Bulan Januari, Michalis Bletsas, pejabat tinggi proyek ini mengatakan kepada BBC bahwa OLPC berharap menjual laptop ini untuk umum tahun depan. Pemerintah dapat membeli laptop berwarna hijau dan putih ini sampai 250.000 buah. 

Satu Anak Satu Laptop : "To provide children around the world with new opportunities to explore, experiment and express themselves." Informasi lanjut. 

Jadi tujuan kami di Pendidikan Network adalah mencari laptop dan teknologi lain dengan harga semurah mungkin untuk bidang pendidikan.

Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM memang adalah solusi utama untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan. 

Bagaimana kita (masyarakat dan industri) dapat bekerjasama untuk meningkatkan fasilitas teknologi untuk anak-anak sekolah?
 Bagaimana mencapaikan "Satu Anak Satu Laptop?" 

Ayo
 
Pak MenDikNas, Mari kita berjuang bersama untuk meningkatkan semua aspek pendidikansupaya menjaminkan pendidikan yang bermutu untuk semua... 

Anggaran Pendidikan 20% -
 Bersih 
Tanpa Korupsi dan MarkUp ... Mohon perhatian isu-isu di lapangan!
"Bambang Sudibyo menambahkan, adanya fasilitas ICT akan mampu memperbaiki akses pendidikan yang bermutu, yang selama ini sulit diakses oleh mereka yang bermukim di kawasan terpencil." (ANTARA News). 

Maaf Pak, maksudnya
 "akses pendidikan yang bermutu" yang mana, di mana? Mohon memberi tahu Pak! 

Kami sedang mencari sumber-sumber bahan pelajaran dan bahan pengajaran di Internet untuk anak-anak dan guru. Mohon mengirim link-link ke DataBase Kami di
 
bagian "Situs Bahan Pelajaran" atau "Situs Bahan Pengajaran".

Salam Pendidikan!


Teknologi Informasi Komunikasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

Sejarah

Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasitrans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuahtransmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada eraPerang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkanmikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atasinfrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.

Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagaitelecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruhnusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

Buku Elektronik

Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
Tujuan
Tujuan utama dari ICT dalam Pendidikan berarti menerapkan Peralatan TIK dan Tools di Pengajaran-Learning proses sebagai media dan metodologi. Tujuan TIK dalam pendidikan secara umum adalah untuk membiasakan siswa dengan penggunaan dan cara kerja komputer , dan isu-isu sosial dan etika terkait .
TIK juga memungkinkan pembelajaran melalui kecerdasan ganda sebagai ICT telah memperkenalkan pembelajaran melalui permainan simulasi, ini memungkinkan pembelajaran aktif melalui semua indera.
Kategori
TIK dalam pendidikan dapat secara luas dikategorikan dalam cara-cara berikut sebagai
§  TIK sebagai subjek (yaitu, studi komputer)
§  TIK sebagai alat untuk mendukung mata pelajaran tradisional (yaitu, pembelajaran berbasis komputer, presentasi, penelitian)
§  ICT sebagai alat administratif (misalnya, sistem informasi manajemen pendidikan / EMIS)
TIK oleh negara
Australia
Di seluruh Australia, TIK bukan merupakan subjek sampai dua tahun terakhir dari sekolah, meskipun subyek serupa yang tersedia sebelum VCE atau setara. Di Victoria, anak mulai ICT di Prep tetapi tidak dilaporkan pada sampai mereka di Tahun 1. Mereka melakukan berbagai kegiatan menggunakan teknologi untuk belajar di semua bidang kurikulum. [1]
Kenya
Di Kenya, ICT tidak diajarkan sebagai subjek di sekolah dasar. Hal ini diajarkan sebagai keuntungan tambahan untuk beberapa sekolah. Di sekolah tinggi, TIK adalah subjek opsional. Dalam mahasiswa tingkat universitas yang ditawarkan beberapa pilihan untuk memilih dari. Satu mungkin berupa Bachelor of Science dalam Teknologi Informasi, Bachelor of Science di bidang Ilmu Komputer, Sarjana Teknologi Informasi Bisnis atau Bachelor of Science dalam Teknologi Komputasi. Semua program ini saling berkaitan dalam hal pekerjaan saja namun berbeda dalam jurusan bahwa seorang siswa ingin mengambil atau Master. TIK jauh dipecah ke rincian yang lebih dalam dibandingkan dengan TI. Hal ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan TI .. itu jamaknya di bandingkan untuk semua cabang
Norwegia
Norwegia TIK adalah program dimana siswa dapat memilih untuk tahun kedua mereka sekolah menengah atas . Dari pra-sekolah sampai Tahun 10 ICT terjalin seluruh kurikulum sebagai bagian dari Esensial Pembelajaran Komunikasi.
Filipina
Negara-negara lain, seperti Filipina , juga telah terintegrasi TIK dalam kurikulum mereka. Bahkan, pada awal pra-dasar pendidikan di beberapa sekolah, siswa mengalami mata pelajaran komputer mereka. Program gelar non-komputer di tersier juga dimasukkan Teknologi Komputer sebagai bagian dari kurikulum mereka.
Britania Raya
Di Inggris , Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah subjek dalam pendidikan, dan bagian dari Kurikulum Nasional . Sebagian besar siswa dapat memilih untuk belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi ke GCSE tingkat.
Program TIK di Inggris adalah co-ordinasi oleh Becta . Sebuah inisiatif besar adalah online Kurikulum skema, yang ditutup pada tahun 2008 dan yang diproduksi untuk mempercepat penyerapan teknologi antara sekolah-sekolah. Becta mengambil alih menjalankan skema ini dari Departemen Pendidikan dan Keterampilan pada tahun 2005. Becta bekerja sama dengan Sistem Informasi Komite Bersama untuk mengembangkan strategi.
Siswa diajarkan untuk menggunakan perangkat lunak seperti aplikasi perkantoran , penerbit desktop yang , mereka juga diajarkan tentang teori TIK, dan bagaimana TIK dapat digunakan untuk memecahkan masalah. pemrograman komputer tidak diajarkan di GCSE tingkat.
Siswa juga mempelajari Data Protection Act , yang UU Penyalahgunaan Komputer , dan masalah hukum dan etika lainnya terkait dengan TIK.
Banyak sekolah sekolah spesialis status dalam teknologi dan, baru-baru ini, dalam matematika dan komputasi , dan sekolah-sekolah juara penggunaan ICT untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.
Dalam Skotlandia dan Inggris Utara Timur sebuah perusahaan percontohan di bidang pendidikan inisiatif [2] bertujuan untuk menggunakan ICT sebagai sarana untuk mendorong pemikiran kreatif dalam demografis pemuda. Penyadapan ke dalam 'tak terbatas' pikiran orang muda di kawasan itu, program ini mensimulasikan proses mengambil ide inovatif baru ICT melalui proses komersialisasi.Kompetisi ini disponsori oleh Microsoft dan BT dan berharap untuk memperluas jangkauan di seluruh Inggris pada 2009/10.

Teknologi informasi dan komunikasi

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/2005ICT.PNG/400px-2005ICT.PNG
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Pengeluaran teknologi informasi dan komunikasi pada tahun 2005
Informasi dan teknologi komunikasi atau informasi dan komunikasi teknologi, [1] biasanya disingkat sebagai ICT,sering digunakan sebagai sinonim diperpanjang untuk teknologi informasi (TI), namun biasanya merupakan istilah yang lebih umum yang menekankan peran komunikasi terpadu dan integrasi telekomunikasi ( telepon garis dan sinyal nirkabel), komputer, middleware serta perangkat lunak yang diperlukan, sistem penyimpanan-dan audio-visual, yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengakses, menyimpan, mengirimkan, dan memanipulasi informasi. Dengan kata lain, TIK terdiri dari TI serta telekomunikasi , siaran media, semua jenis pengolahan audio dan video dan transmisi dan kontrol jaringan berbasis dan fungsi pengawasan. [2] Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1997 [3] dalam laporan oleh Dennis Stevenson kepada pemerintah Inggris [4] dan dipromosikan oleh dokumen Kurikulum Nasional yang baru untuk Inggris pada tahun 2000.
Istilah TIK sekarang juga digunakan untuk merujuk kepada penggabungan (konvergensi) dari jaringan audio-visual dan telepon dengan jaringan komputer melalui kabel tunggal atau sistem link. Ada insentif ekonomi yang besar (penghematan biaya besar karena penghapusan jaringan telepon) untuk menggabungkan jaringan audio-visual, manajemen gedung dan telepon dengan sistem jaringan komputer menggunakan sistem terpadu tunggal kabel, sinyal distribusi dan manajemen. Hal ini pada gilirannya telah mendorong pertumbuhan organisasi dengan ICT istilah dalam nama mereka untuk menunjukkan spesialisasi mereka dalam proses penggabungan sistem jaringan yang berbeda.


Tren dan konsep-konsep baru dalam roadmap TIK

TIK sering digunakan dalam konteks "TIK peta jalan" untuk menunjukkan jalan yang akan membawa organisasi dengan kebutuhan mereka TIK. [5]

Awan komputasi

Dalam dunia yang semakin saling berhubungan, interaksi antara perangkat, sistem, dan orang-orang berkembang pesat. Bisnis perlu untuk memenuhi tuntutan karyawan mereka dan pelanggan untuk memungkinkan untuk akses lebih besar ke sistem dan informasi. Semua kebutuhan ini komunikasi harus disampaikan dengan cara bersatu. Dengan menawarkan infrastruktur scalable, komputasi awan model memungkinkan perusahaan untuk bekerja lebih cerdas melalui akses lebih lincah dan biaya-efektif untuk teknologi dan informasi. Hal ini platform bersatu mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di bisnis dan seterusnya. Bagian dari informasi dan komunikasi roadmap teknologi harus melibatkan konsolidasi infrastruktur, sambil memberikan manfaat tambahan bagi pengguna dalam kolaborasi, pesan, kalender, instant messaging, audio, video, dan Web conferencing. Cloud computing adalah mengemudi lebih efisien TI konsumsi dan pengiriman dan mengambil TIK ke tingkat berikutnya. [6]

Standar

Standar sangat penting bagi TIK, karena mereka menentukan bahasa yang memungkinkan teknologi untuk saling memahami. Hal ini terutama relevan karena gagasan kunci di belakang TIK adalah bahwa informasi perangkat penyimpanan dapat berkomunikasi di media-gesekan cara dengan jaringan komunikasi dan sistem komputasi. Standar terbuka memainkan peran khusus, serta standar lembaga seperti ETSI di Eropa.

Ikhtisar

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian integral dari cara masyarakat modern bersikap dan melakukan bisnis. Jika kita ingin mencapai masyarakat dilengkapi dengan Kompetensi abad ke-21 , TIK juga harus digunakan dalam instruksi kelas dan penilaian pedagogis. Selain itu, TIK telah diakui sebagai area prioritas lintas yang akan menguntungkan berbagai tujuan EDNET dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelompok Kerja (HRDWG) .
KTT tentang Reformasi Pendidikan, yang diselenggarakan di Beijing pada tahun 2004, dianggap alat ini untuk menjadi dasar untuk keberhasilan masa depan di kawasan APEC.Dalam sebuah makalah yang disampaikan pada pertemuan itu, "Sebuah Saldo mencolok Perspektif Bersama," ditujukan Ricki Goldman dari New Jersey Institute of Technology perlunya kerjasama di bidang pendidikan dan peran bahwa teknologi dapat bermain dalam kolaborasi tersebut. Sebuah laporan oleh Korea dan Singapura juga diberikan merekomendasikan penggunaan ICT untuk masyarakat menemukan praktek bersama dan untuk lebih berkolaborasi pada penelitian dan pengembangan teknik pendidikan ditingkatkan.Setelah pertemuan puncak, para Pembangun Belajar Komunitas APEC (ALCoB) proyek diluncurkan untuk membantu membagi jembatan pengetahuan, meningkatkan kapasitas pengetahuan, dan untuk mempromosikan pertukaran manusia dan komunitas belajar.
Masalah ICT kembali memungut di Xi'an, Cina pada 2008 Reformasi Pendidikan Simposiumdan kemudian lagi pada Pertemuan Tahunan Pendidikan 4 Menteri di Lima, Peru. Tema keseluruhan untuk Menteri Pendidikan 4, seperti yang dibahas dalam makalah Menteri , adalah Pendidikan Untuk Mencapai Kompetensi abad ke-21 untuk Semua. Dalam rangka membantu APEC sistem pendidikan mencapai Keterampilan Abad 21, para Menteri APEC telah mengidentifikasi empat bidang prioritas: matematika dan ilmu pengetahuan, pendidikan karir dan teknis (CTE) , belajar bahasa , dan informasi & komunikasi (ICT) dan reformasi sistemik . Khususnya di daerah prioritas TIK, para menteri ditujukan meningkatkan kualitas guru dan pengajaran serta kebijakan dan penelitian termasuk sumber daya pendidikan terbuka. Presentasi yang mencakup informasi tentang ICT dalam pendidikan yang diberikan oleh perwakilan dari Indonesia , Korea , Malaysia , dan Hong Kong .

Baru-baru ini, negara-negara APEC membahas isu-isu tentang TIK di Konferensi APEC ICT4E 2010 Pameran diselenggarakan di Pulau Mactan, Cebu, Filipina. Anggota pada Konferensi APEC membahas isu-isu tentang inisiatif yang dipimpin ICT4E; inisiatif ICT4E oleh organisasi pemerintah dan non-pemerintah di semua 21 Anggota APEC Economies; dukungan dari mulilateral, badan-badan bantuan bilateral, dan swasta untuk ICT4E, pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan teknis dan pendidikan pelatihan kejuruan (TVET) dan pendidikan non-formal.

Guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)


Guru TIK adalah guru di bidang teknologi informasi dan komunikasi di tingkat SMP, SMA dan SMK. Masalah utama yang ada saat ini adalah masih banyak guru TIK yang diisi oleh guru matapelajaran lain atau oleh guru yang belum dibekali ilmu kependidikan. Dibutuhkan guru TIK yang mendapat pendidikan formal ilmu pendidikan sekaligus ilmu teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk mengantisipasi hal ini, UPI telah membuka Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer di tahun 2005 dan telah meluluskan angkatan pertamanya di tahun 2009 (sarjana pendidikan dengan akta IV Pendidikan Ilmu Komputer). Ditunjang oleh dosen dari latar belakang pendidikan maupun ilmu komputer atau informatika, fasilitas yang lengkap (8 lab komputer, gedung ilkom/FPMIPA-C yang baru direnovasi) dan kurikulum yang selalu disempurnakan, diharapkan lulusan pendidikan ilmu komputer UPI dapat menjadi guru TIK yang berkualitas.
Dilihat dari kurikulumnya, Pendidikan Ilmu Komputer tidak mempelajari komputer dalam artian yang sempit. Komputer itu bukan hanya laptop, pc, atau server. Definisi yang lebih tepat dari komputer adalah "one that computes; specifically : a programmable usually electronic device that can store, retrieve, and process data" (merriam-webster). Bahkan alat elektronik seperti handhpone, camera dan video digital sudah masuk ke dalam kategori ini. Sedangkan bagian dari komputer yang dipelajari adalah cara dan teknik untuk memanfaatkan "komputer" secara maksimimal dalam memecahkan masalah, bukandari sisi hardware (dipelajari oleh bidang ilmu Elektronika).
Oleh karena itu, selain mendapatkan matakuliah-matakuliah pendidikan (merupakan spesalis UPI), mahasiswa juga diberi dasar yang kuat di bidang ilmu komputer, tidak hanya penguasaan tools semata. Sebagai contoh untuk bidang pemrograman, mahasiswa diberi dasar matakuliah Matematika Dasar, Kalkulus, Matematika Diskrit dan Logika Informatika. Mahasiswa kemudian mendapat matakuliah Algoritma Pemrograman 1, Algoritma Pemrograman 2, Struktur Data, dan Pemrograman Visual. Selanjutnya mahasiswa yang berminat dapat mendalami topik ini dengan memilih matakuliah pilihan pemrograman: Pemrograman Internet dan Pemrograman Berorientasi Objek.
Tanpa bekal teori yang cukup, guru TIK akan sulit untuk mengajarkan materi TIK secara maksimal. Materi TIK di di sekolah sebenarnya bukan ditujukan untuk menjadikan siswa menjadi ahli IT atau menguasai suatu tools tertentu (misalnya bahasa pemrograman), tetapi lebih ke arah pembentukan pola pikir yang sistematis, kreatif untuk memecahkan masalah dengan bantuan teknologi. Kegiatan seperti olimpiade komputer juga membutuhkan penguasaan materi yang mendalam dari guru pembimbing. Apalagi dengan diterapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) , beberapa sekolah, terutama di kota besar menerapkan standard kompetensi yang lebih tinggi.
Tidak hanya harus kuat di teori, mahasiswa juga diharapkan menguasai tools dengan baik. Oleh karena itu praktikum di lab komputer menjadi bagian yang tidak dipisahkan. Ini didukung oleh berbagai laboratorium komputer yang dimiliki Ilkom UPI dan tim asisten.
Untuk menjamin lulusan dapat diterima oleh dunia kerja, prodi menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah melalui PLP (Program Latihan Profesi) dan asosiasi guru TIK (AGMP). Selain itu kerjasama dengan industri juga dijalin, misalnya dengan SUN dan Microsoft.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar